Saat mendengar
kata mengelas maka yang sering melintas di benak orang pada umumnya adalah
adanya kawat las, generator, api dan besi. Selain itu orang akan sering
mengasosiakan mengelas dengan las karbit.
Nah loooh.... terus apa hubungannya diantara kawat las dan las karbit
serta yang lainnya??
Yupp yang menghubungkan adalah proses pengelasan. Proses
pengelasan terdiri dari banyak jenisnya dan setiap proses memiliki komponen
tersendiri. Proses pengelasan ini juga memiliki nama tersendiri di dunia
internasional dan disini dipakai (UNTUK standar US atau AWS) dan [UNTUK ISO]
dimana untuk AWS standard menggunakan singkatan seperti SMAW, OAW atau SAW
sedagkan untuk ISO standard mengacu pada ISO 4036 dan penamaannya menggunakan
sistem penomoran seperti 311 atau 111 atau 211.
Yang pertama
OxyAcetylene Welding (OAW) [311] atau bekennya dikenal sebagai Las Karbit.
Adalah proses pengelasan yang sumber panasnya didapatkan dari proses pembakaran
yang menggunakan bahan bakar Acetylene serta melibatkan oksigen yang diambil
dari udara bertekanan atau oksigen murni. Selain Acetylene, bahan bakar lain
yang bisa digunakan akan tetapi jarang dipakai di Indonesia adalah gas hidrogen
atau gas propana. Keunggulan dari proses ini adalah kemudahan pengoperasian,
mobilitas serta siap sedia untuk digunakan pada proses pemotongan. Selain itu
proses ini mudah dilakukan dan tidak membutuhkan pelatihan welder sebagaimana
proses pengelasan yang lain. Keterbatasannya adalah acetylene tidak bisa
digunakan pada logam-logam non-ferrous yang memiliki suhu leleh lebih rendah.
Untuk mengelas logam-logam tersebut maka bahan bakar gasnya diganti dengan hidrogen
(OFW)[312] atau propana (OFW) [313].
Yang kedua adalah
Shielded Metal Arc Welding (SMAW)[111] atau bekennya dikenal sebagai las
batangan atau las stik atau las listrik. Adalah proses pengelasan yang sumber
panasnya didapatkan dari busur listrik yang timbul akibat arus pendek. Proses
ini menggunakan elektroda yang dibalut dengan flux atau campuran bahan kimia
yang bersifat melindungi kampuh las. Selain itu diperlukan sumber listrik baik
itu dari PLN atau dari generator penghasil listrik. Dengan adanya arus pendek
maka akan timbul busur listrik yang melelehkan elektroda dan flux pembalutnya
sehingga menghasilkan kawah las. Kawah las ini diakhir pengelasan akan
terlindungi oleh terak atau kerak las yang harus dibersihkan setelah pengelasan
dilakukan atau saat akan dilakukan pengelasan berikutnya pada bagian tersebut.
Yang ketiga adalah proses Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)
[141] atau dikenal dengan TIG {baca tik} atau las argon. Proses ini memanfaatkan logam Tungsten sebagai
elektrodanya dan listrik sebagai sumber panasnya. Adanya arus pendek ditambah
dengan adanya gas Argon akan menimbulkan busur listrik yang memiliki panas
hingga 2500 oC!! sehingga sanggup untuk melelehkan bermacam-macam
material termasuk material yang tahan panas sekalipun seperti Tungstesn,
Niobium, Tantalum maupun Wolfram. Proses pengelasan ini melibatkan tiga hal
yaitu Tungsten sebagai elektroda, umumnya digunakan yang Thorium-Tungsten atau kalau dipasaran
elektrodanya ada penanda berwarna kuning, gas Argon dengan tingkat kemurnian
99.995% sebagai gas pelindung serta sumber listrik, bisa AC ataupun DC bahkan
sistem yang terbaru adalah Pulsed Polarity. GTAW atau TIG kerap digunakan
karena akan menghasilkan hasil pengelasan yang bersih tanpa terak atau kerak,
percikan logam las, penggunaan filler adalah opsional, sangat baik untuk
mengelas jenis logam yang berbeda, dan kemudahan mengontrol heat input.
Beberapa kendala
dalam menggunakan proses ini meliputi rendahnya deposit lasan sehingga tidak
cocok dipakai untuk mengisi sambungan yang lebar. Diperlukan welder dengan
kemampuan pengelasan yang diatas rata-rata karena diperlukan kemampuan motorik
yang lebih baik dibandingkan proses pengelasan MIG (GMAW)[131] ataupun las
listrik (SMAW)[111]. Selain itu lebih ekonomis untuk material dengan ketebalan
kurang dari 10mm dan yang terakhir tidak cocok untuk dipakai di luar ruangan
yang berangin karena akan mempengaruhi busur yang terbentuk.
Tersebut adalah
proses pengelasan yang umum dipakai di dunia industri sehari-harinya dan
dipergunakan untuk proses pembuatan pipa, tanki, bejana bertekanan, perbaikan
kebocoran, pemasangan struktur rangka beton, pembangunan gedung tinggi bahkan
hingga ke pembuatan alat-alat rumah tangga seperti panci, kompor atau tabung
LPG. Mungkin ada beberapa proses pengelasan lain yang tidak saya bahas disini
akan tetapi bila diperlukan bisa ditanyakan melalui forum ini dan bila perlu
dilakukan update seperlunya.
Jakarta,
Sabtu, 28
Februari 2015
No comments:
Post a Comment