/* adsense*/ /*adsense*/ nighttraveller: Proses Pengelasan beserta Untung-Ruginya

28 February 2015

Proses Pengelasan beserta Untung-Ruginya

Saat mendengar kata mengelas maka yang sering melintas di benak orang pada umumnya adalah adanya kawat las, generator, api dan besi. Selain itu orang akan sering mengasosiakan mengelas dengan las karbit.  Nah loooh.... terus apa hubungannya diantara kawat las dan las karbit serta yang lainnya?? 
Yupp yang menghubungkan adalah proses pengelasan. Proses pengelasan terdiri dari banyak jenisnya dan setiap proses memiliki komponen tersendiri. Proses pengelasan ini juga memiliki nama tersendiri di dunia internasional dan disini dipakai (UNTUK standar US atau AWS) dan [UNTUK ISO] dimana untuk AWS standard menggunakan singkatan seperti SMAW, OAW atau SAW sedagkan untuk ISO standard mengacu pada ISO 4036 dan penamaannya menggunakan sistem penomoran seperti 311 atau 111 atau 211.

Yang pertama OxyAcetylene Welding (OAW) [311] atau bekennya dikenal sebagai Las Karbit. Adalah proses pengelasan yang sumber panasnya didapatkan dari proses pembakaran yang menggunakan bahan bakar Acetylene serta melibatkan oksigen yang diambil dari udara bertekanan atau oksigen murni. Selain Acetylene, bahan bakar lain yang bisa digunakan akan tetapi jarang dipakai di Indonesia adalah gas hidrogen atau gas propana. Keunggulan dari proses ini adalah kemudahan pengoperasian, mobilitas serta siap sedia untuk digunakan pada proses pemotongan. Selain itu proses ini mudah dilakukan dan tidak membutuhkan pelatihan welder sebagaimana proses pengelasan yang lain. Keterbatasannya adalah acetylene tidak bisa digunakan pada logam-logam non-ferrous yang memiliki suhu leleh lebih rendah. Untuk mengelas logam-logam tersebut maka bahan bakar gasnya diganti dengan hidrogen (OFW)[312] atau propana (OFW) [313].

Yang kedua adalah Shielded Metal Arc Welding (SMAW)[111] atau bekennya dikenal sebagai las batangan atau las stik atau las listrik. Adalah proses pengelasan yang sumber panasnya didapatkan dari busur listrik yang timbul akibat arus pendek. Proses ini menggunakan elektroda yang dibalut dengan flux atau campuran bahan kimia yang bersifat melindungi kampuh las. Selain itu diperlukan sumber listrik baik itu dari PLN atau dari generator penghasil listrik. Dengan adanya arus pendek maka akan timbul busur listrik yang melelehkan elektroda dan flux pembalutnya sehingga menghasilkan kawah las. Kawah las ini diakhir pengelasan akan terlindungi oleh terak atau kerak las yang harus dibersihkan setelah pengelasan dilakukan atau saat akan dilakukan pengelasan berikutnya pada bagian tersebut.
Keunggulan dari proses ini adalah kemudahan dan portabilitas. Sebagian besar pengelasan yang dilakukan di dunia ini menggunakan proses ini akan tetapi proses ini bisa dibilang tidak mudah karena untuk menghasilkan hasil pengelasan yang berkualitas diperlukan pelatihan dan pengetahuan yang mendalam. Hampir semua jenis bahan baik yang reaktif seperti Titanium dan Niobium maupun yang tidak, bisa menggunakan proses ini. Selain itu ia bisa digunakan untuk mengelas material dengan rentang ketebalan yang lebar mulai dari yang tipis 1.6mm hingga 200mm serta bisa menjangkau area yang sempit dan sulit terjangkau oleh proses pengelasan yang lain.

Yang ketiga adalah proses Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) [141] atau dikenal dengan TIG {baca tik} atau las argon. Proses ini memanfaatkan logam Tungsten sebagai elektrodanya dan listrik sebagai sumber panasnya. Adanya arus pendek ditambah dengan adanya gas Argon akan menimbulkan busur listrik yang memiliki panas hingga 2500 oC!! sehingga sanggup untuk melelehkan bermacam-macam material termasuk material yang tahan panas sekalipun seperti Tungstesn, Niobium, Tantalum maupun Wolfram. Proses pengelasan ini melibatkan tiga hal yaitu Tungsten sebagai elektroda, umumnya digunakan yang  Thorium-Tungsten atau kalau dipasaran elektrodanya ada penanda berwarna kuning, gas Argon dengan tingkat kemurnian 99.995% sebagai gas pelindung serta sumber listrik, bisa AC ataupun DC bahkan sistem yang terbaru adalah Pulsed Polarity. GTAW atau TIG kerap digunakan karena akan menghasilkan hasil pengelasan yang bersih tanpa terak atau kerak, percikan logam las, penggunaan filler adalah opsional, sangat baik untuk mengelas jenis logam yang berbeda, dan kemudahan mengontrol heat input.

Beberapa kendala dalam menggunakan proses ini meliputi rendahnya deposit lasan sehingga tidak cocok dipakai untuk mengisi sambungan yang lebar. Diperlukan welder dengan kemampuan pengelasan yang diatas rata-rata karena diperlukan kemampuan motorik yang lebih baik dibandingkan proses pengelasan MIG (GMAW)[131] ataupun las listrik (SMAW)[111]. Selain itu lebih ekonomis untuk material dengan ketebalan kurang dari 10mm dan yang terakhir tidak cocok untuk dipakai di luar ruangan yang berangin karena akan mempengaruhi busur yang terbentuk.

Tersebut adalah proses pengelasan yang umum dipakai di dunia industri sehari-harinya dan dipergunakan untuk proses pembuatan pipa, tanki, bejana bertekanan, perbaikan kebocoran, pemasangan struktur rangka beton, pembangunan gedung tinggi bahkan hingga ke pembuatan alat-alat rumah tangga seperti panci, kompor atau tabung LPG. Mungkin ada beberapa proses pengelasan lain yang tidak saya bahas disini akan tetapi bila diperlukan bisa ditanyakan melalui forum ini dan bila perlu dilakukan update seperlunya.

Jakarta,


Sabtu, 28 Februari 2015

No comments:

Post a Comment

Posisi Pengelasan

 Dalam melakukan pengelasan posisi pengelasan adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan. Pekerjaan pengelasan akan menghasilkan hasil la...